Brand History

Patou Brand, Sustainable Luxury Brand dengan Daya Tarik Abadi dan Inovatif

24 Dec 2024
Related Brands:

Patou adalah salah satu brand legendaris di industri mode yang melambangkan keanggunan abadi dan kreativitas modern. Fashion brand asal Italia ini identik dengan kemewahan, inovasi, dan sophistication, serta dianggap sebagai brand yang merevolusi industri mode dengan memadukan haute couture dengan konsep avant-garde saat pertama kali didirikan.

Koleksi busana Patou Koleksi busana Patou (sumber foto : https://www.patou.com/blogs/journal/act-3-4-2023)

Pada artikel kali ini, voilà.id akan memperkenalkan Patou sebagai brand yang melakukan pendekatan style elegan, sekaligus kontemporer dalam setiap produk yang diluncurkan. Dan dalam waktu dekat, kamu juga bisa mengoleksi produk Patou yang segera mendarat di voilà.id. Biar tidak penasaran lagi, yuk simak selengkapnya artikel di bawah ini sampai selesai.

Sejarah Singkat Brand Patou

Jean Patou pendiri brand Patou Jean Patou pendiri brand Patou (sumber foto : https://www.patou.com/)

Jean Patou mendirikan rumah mode menggunakan namanya sendiri pada tahun 1914. Saat Perang Dunia I, rumah mode tersebut berhenti beroperasi dan saat kembali dari medan perang, ia meluncurkan kembali brand tersebut. Karya pertamanya terinspirasi dari perjalanannya ke Balkan. Dan dalam setiap karyanya, perancang busana muda itu ingin membebaskan wanita dari pakaian ketat yang umum dikenakan saat itu. 

Patou memasarkan gaun tanpa korset, rok pendek, dan meluncurkan sport line yang dirancang untuk dikenakan di kota menggunakan monogram dengan inisial namanya. Bahkan, Patou menjadikan juara tenis, Suzanne Lenglen, sebagai inspirasinya hingga ia tertantang untuk merancang gaun panjang dengan garis leher rendah di bagian belakang saat gaya kekanak-kanakan sedang populer. Usahanya membuahkan hasil karena di tahun 1919 – 1924, pendapatan rumah mode tersebut meningkat tiga puluh kali lipat.

Koleksi awal Patou Koleksi awal Patou (sumber foto : https://www.patou.com/)

Tokoh-tokoh ternama pada masa itu, seperti Louise Brooks, Josephine Baker, dan Mistinguett, semuanya terlihat mengenakan gaun-gaunnya. Store-nya di rue Saint-Florentin di Paris juga menarik perhatian kaum elit dan masyarakat kelas atas. Namun, krisis yang terjadi di tahun 1929 berdampak pada rumah mode tersebut, tepat saat ia membuka toko baru di New York. Selain busana, Jean Patou juga menciptakan “Joy”, parfum termahal di dunia. 

Kematiannya di tahun 1936 karena stroke mengakhiri petualangannya sebagai perancang busana yang dihormati pada masanya. Setelah keterkejutan atas meninggalnya Jean Patou, Madeleine Patou, saudara perempuannya, dan Raymond Barbas, suaminya, mengambil alih perusahaan. Namun tanpa pendirinya, brand ini seolah kehilangan aura magisnya.

Desainer Brand Patou

Marc Bohan Marc Bohan (sumber foto : https://rain-mag.com/)

Beberapa nama desainer besar dalam dunia mode meneruskan jejak kreatif brand setelah kematian Jean Patou. Pertama adalah Marc Bohan yang lahir pada tahun 1926. Ia memulai debutnya bersama Jean Patou pada usia 18 tahun. Ia meninggalkan rumah mode tersebut untuk menemukan jati dirinya sebagai direktur artistik. Ia menjaga legenda brand Jean Patou tetap hidup dari tahun 1954 hingga 1957.

Karl lagerfeld saat masih muda Karl lagerfeld saat masih muda (sumber foto : https://www.townandcountrymag.com/)

Karl Lagerfeld bergabung dengan Jean Patou sebagai kepala desainer di tahun 1958, di mana ia menciptakan gaun panjang yang mengesankan terinspirasi oleh busana dari tahun 1930-an sebagai bentuk penghormatan kepada sang pendiri. Namun di tahun 1963, ia pun meninggalkan Jean Patou untuk mengabdikan diri pada rumah mode siap pakai yang bekerja sama dengannya. Selanjutnya, Jean Patou dipimpin oleh Michel Goma dan ia tetap menjadi creative designer brand dari tahun 1963 hingga 1974.

Michel Goma Michel Goma (sumber foto : https://us.fashionnetwork.com/)

Jean Paul Gaultier memulai karier bersama Jean Patou saat Michel Goma masih bekerja di sana. Ia bergabung dengan studio tersebut di tahun 1972 saat berusia 20 tahun dan menyelesaikan masa magangnya di sana. Dia meninggalkan rumah mode tersebut di tahun 1974 untuk bekerja di Pierre Cardin. Selanjutnya adalah Angelo Tarlazzi yang mengambil alih Jean Patou pada tahun 1974 untuk menggantikan Michel Goma. Dia menciptakan gaun “handkerchief” dari syal sutra yang diikat dan itu menjadi ciri khasnya di dalam rumah tersebut. Dia meninggalkan Jean Patou pada tahun 1977 untuk memulai mereknya sendiri. 

Selanjutnya di tahun 1980-an, Christian Lacroix memberikan Jean Patou sebuah kehidupan baru. Lacroix berani melakukan terobosan dengan kombinasi warna tak terduga, detail yang luar biasa, dan inspirasi oriental yang disukai Jean Patou di puncak karirnya. Dia menerima penghargaan Dé d’Or de la Couture yang bergengsi di tahun 1986 untuk karyanya, sebelum rumah mode tersebut menghentikan aktivitasnya pada tahun 1987 dan Lacroix mendirikan rumah eponimnya di bawah grup LVMH.

Guillaume Henry, Creative Designer Patou

Guillaume Henry Guillaume Henry (sumber foto : https://www.patou.com/)

Pada bulan September 2018, LVMH menunjuk Henry sebagai direktur artistik rumah mode Jean Patou, yang kini bernama Patou. Guillaume Henry berhasil membuka babak baru dalam sejarah rumah mode yang didirikan oleh Jean Patou. Ia mempersembahkan koleksi pertamanya selama Paris Fashion Week di bulan September 2019. Ia mengembangkan koleksi feminine ready-to-wear yang terinspirasi oleh style busana yang lembut, affordable, fun, dan berkelas. 

Patou terus mendandani wanita sejati hingga sosok yang menginspirasinya. Bagi sang desainer, Patou harus seperti sebelumnya, mudah dikenakan, dan sulit dilupakan! Guillaume Henry pun menciptakan busana yang simple tetapi tidak simple-minded. Seperti Jean Patou, Guillaume Henry pun menganggap mode sebagai seni hidup yang selalu bergerak. Keanggunan, keindahan, art, dan fantasi adalah empat kata yang bisa ditemukan pada koleksi yang diciptakan oleh Guillaume Henry.

Hasil karya Guillaume Henry Hasil karya Guillaume Henry (sumber foto : https://www.patou.com/)

Sebagai penggemar berat fotografi dan film karya Bertrand Blier, André Téchiné, Jacquest Rivette, atau Claude Sautet, Guillaume Henry seolah ingin bercerita melalui busana yang diciptakan. Karya-karyanya mencerminkan selera akan “The extraordinary in the ordinary“, yaitu hal-hal kecil yang menjadi kenyataan luar biasa. Karena jatuh cinta pada ibu kota Prancis sebagai salah satu sumber inspirasinya, Guillaume Henry pun mengambil alih jabatan kepala rumah mode Patou setelah bertemu dengan Sidney Toledano, presiden grup mode LVMH.

Produk Ikonis Patou

Le Patou Bag Le Patou Bag (sumber foto : https://www.patou.com/)

Pada tahun 2021, Patou memperkenalkan leather bag pertamanya, Le Patou Bag, yang dibuat dari kulit daur ulang dan diproduksi dalam edisi terbatas dan bernomor. Tas yang hadir dalam berbagai warna tersebut dapat dikenakan dalam tiga cara, sebagai purse, diselempangkan di dada, dan di bahu.

Itulah histori singkat brand Patou dan produk tas ikonis yang diluncurkan. Apakah kamu tertarik untuk mengoleksi produknya untuk melengkapi penampilan? Sekarang kamu sudah bisa dapatkan produk Patou di voilà.id. Belanja sekarang juga!

Share this article