Style

Sejarah Fashion Dunia: Tren Busana dari 1900-an hingga Kini

14 hours ago

Siapa disini yang suka terpesona dengan outfit pemeran jika melihat film dengan latar waktu zaman dulu? Tren fashion dari masa ke masa memang cenderung berubah. Makanya tidak jarang kita merasa penasaran dengan pilihan busana yang dipakai oleh pemeran film dengan latar waktu masa lalu.

Perubahan fashion dari masa ke masa (sumber gambar: https://www.vogue.com/tag/misc/fashion-through-the-decades) Perubahan fashion dari masa ke masa (sumber gambar: https://www.vogue.com/tag/misc/fashion-through-the-decades)

Misalnya saja saat melihat Pride and Prejudice dengan berbagai gaya busana ala Regency Inggris. Tetapi kita tidak akan membahas sejarah fashion dari tahun itu. Artikel ini akan mengajak kamu menelusuri evolusi fashion dari masa ke masa, dari awal 1900-an hingga 2020-an. Baik tren fashion di Paris hingga ke sejarah fashion di Indonesia. Yuk, ikuti ulasan voilà.id berikut ini!

13 Tren Fashion dari Masa ke Masa

1. Tahun 1900-an dengan Tren Korset dan Siluet S

Fashion di awal abad ke-20 masih dikuasai oleh korset. Tren siluet S populer di kalangan wanita dengan ciri khas korset yang mendorong dada ke depan dan menonjolkan pinggul ke belakang. 

Ini sejalan dengan kesan tubuh ideal wanita pada zamannya. Hanya saja, tren siluet S ini mulai runtuh di akhir dekade karena dinilai terlalu kaku dan para wanita mulai beralih ke gaun yang menonjolkan siluet natural.

Dress dengan siluet S (sumber gambar: https://glamobserver.com/the-history-of-fashion-through-the-decades/

1. Tahun 1900-an dengan Tren Korset dan Siluet S

2. Tahun 1910-an dengan Orientalisme

Sejarah fashion di tahun ini mulai bergeser ke pakaian yang lebih nyaman. Paul Poiret, salah satu desainer besar pada era itu memperkenalkan busana yang longgar tanpa korset. Ini memunculkan lagi tren gaun empire yang sempat populer di awal abad ke-19.

Perkembangan lain pada era ini adalah pengaruh Orientalisme lewat The Ballets Russes yang menampilkan Schéhérazade di Paris pada tahun 1910. Terinspirasi dari itu, Paul Poiret memperkenalkan celana harem dan kostum pesta di tahun 1911 serta hobble skirt.

Gaun empire (sumber gambar: https://glamobserver.com/the-history-of-fashion-through-the-decades/

2. Tahun 1910-an dengan Orientalisme
Hobble skirt (sumber gambar: https://glamobserver.com/the-history-of-fashion-through-the-decades/) Hobble skirt (sumber gambar: https://glamobserver.com/the-history-of-fashion-through-the-decades/)

Rok dengan desain panjang dan ketat di bagian bawah ini sempat populer, tetapi tidak lama karena membatasi gerak. Pecahnya Perang Dunia I semakin menekankan kebutuhan pakaian praktis, ketika banyak perempuan bekerja di pabrik amunisi dan mulai mengenakan busana utilitarian.

3. Era 1920-an, Flapper Look yang Boyish

Siapa disini yang menyukai musik jazz? Berbeda dengan tahun 1910-an yang identik dengan perang dunia 1, 1920-an tampak lebih glamor dengan populernya musik jazz dan pesta meriah. Ini juga mempengaruhi tren fashion menjadi lebih simpel dengan munculnya flapper look.

Gaya ini juga dikenal sebagai la garçonne atau gaya “boyish”. Gaun flapper ditandai dengan dropped waist, potongan lurus tanpa lekukan tubuh, serta panjang rok yang hanya sebatas lutut. Rok selutut ini bisa dibilang sebagai sebuah gebrakan besar pada masanya.

Flapper dress (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/1920s-fashion-history-lesson

3. Era 1920-an, Flapper Look yang Boyish
Chanel's 1926 Little Black Dress on display at the National Museum of Scotland. (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/1920s-fashion-history-lesson) Chanel's 1926 Little Black Dress on display at the National Museum of Scotland. (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/1920s-fashion-history-lesson)

Salah satu tokoh yang mempopulerkan gaya ini adalah Coco Chanel. Untuk gaya feminis masih ada, tetapi dengan siluet lebih ringan dan praktis seperti Robe de Style karya Jeanne Lanvin. 

Tahun-tahun ini juga awal diterimanya sportswear dalam dunia mode perempuan. Tokoh seperti Elsa Schiaparelli, Coco Chanel, dan Jean Patou merevolusi pakaian olahraga agar terlihat modis dan bisa dikenakan dalam daily activity.

4. Tahun 1930-an, Kembali ke Siluet Feminin

Setelah era flapper yang boyish di 1920-an, fashion tahun 1930-an kembali menonjolkan sisi feminin. Inovasi utama saat itu adalah bias cut, teknik potongan kain serong yang membuat gaun jatuh mengikuti lekuk tubuh secara elegan.

Marlene Dietrich in the film ‘Shanghai Express’, directed by Josef Von Sternberg, 1932 (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/1930s-fashion-history-lesson

4. Tahun 1930-an, Kembali ke Siluet Feminin
Marion Morehouse, left, and a fellow model, both in Vionnet, 1930 (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/1930s-fashion-history-lesson) Marion Morehouse, left, and a fellow model, both in Vionnet, 1930 (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/1930s-fashion-history-lesson)

Dunia mode juga sangat dipengaruhi oleh Hollywood. Bintang film seperti Greta Garbo, Marlene Dietrich, dan Bette Davis menjadi ikon gaya pertama yang dicontoh banyak perempuan. Glamour dress dengan potongan anggun dan pesona layar perak menjadikan dekade ini identik dengan sentuhan mewah ala Hollywood glamour.

5. 1940-an, New Look dari Dior

Ini adalah masa dimana perang dunia 2 berada di puncaknya dan berdampak besar pada fashion. Utility fashion yang simpel dan fungsional menjadi pilihan logis karena kelangkaan bahan. Inovasi populer saat itu adalah pakaian renang Atome dan Bikini karya Jacques Heim dan Louis Réard pada tahun 1946 yang cukup mengguncang dunia.

The bikini’s big debut, July 5, 1946 (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/1940s-fashion-history-lesson

5. 1940-an, New Look dari Dior
Christian Dior New Look (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/1940s-fashion-history-lesson) Christian Dior New Look (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/1940s-fashion-history-lesson)

Setelah perang berakhir, dunia mode bangkit kembali lewat karya ikonis Christian Dior pada 1947. Koleksi “New Look” dengan pinggang ramping dan rok lebar menjadi simbol kembalinya kemewahan, keanggunan, dan perayaan feminitas setelah bertahun-tahun hidup dalam kesederhanaan perang.

6. 1950-an dengan Sentuhan Pop Culture

Perkembangan fashion dari masa ke masa di tahun ini cukup pesat. New Look dari Christian Dior masih menjadi acuan bagi para wanita yang ingin tampil anggun dan modis. Namun, 1950an juga menghadirkan kejutan dari desainer lain. Cristóbal Balenciaga mencuri perhatian dengan “Sack Dress” (1957) yang berbentuk longgar, berbahu lebar, dan berkesan modern tanpa korset maupun lapisan rok tebal.

New Look dari Dior (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/1950s-fashion-history-lesson

6. 1950-an dengan Sentuhan Pop Culture
Koleksi tweed dari Chanel (sumber gambar: https://www.chanel.com/us/about-chanel/the-house-of-chanel/1950/) Koleksi tweed dari Chanel (sumber gambar: https://www.chanel.com/us/about-chanel/the-house-of-chanel/1950/)

Di sisi lain, Coco Chanel bangkit kembali pada 1954 dengan gaya khasnya jaket tweed dan rok lurus yang simpel tapi elegan. Ketiga nama ini memimpin perkembangan mode di Paris.

Sejarah fashion di Indonesia mulai bergerak di tahun ini karena dampak kemerdekaan. Masyarakat kelas menengah ke atas mulai akrab dengan tren busana global. Bahan sintetis seperti nilon, dacron, dan orlon populer, sementara gaya berpakaian dipengaruhi oleh Eropa, Asia, serta budaya urban yang berbaur dengan pop culture.

7. Tahun 1960-an dengan Swinging Sixties

Awal 1960-an masih dipengaruhi gaya elegan 1950-an dengan Jacqueline Kennedy sebagai ikon. Namun, pertengahan dekade muncul “Swinging Sixties”, era kebebasan anak muda dengan miniskirt ciptaan Mary Quant dan André Courrèges sebagai simbolnya.

Jacqueline Kennedy while attending a fashion show, 1962 (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/1960s-fashion-history-lesson

7. Tahun 1960-an dengan Swinging Sixties
YSL’s “First” pantsuit, Spring 1967 Haute Couture (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/1960s-fashion-history-lesson) YSL’s “First” pantsuit, Spring 1967 Haute Couture (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/1960s-fashion-history-lesson)

Desainer seperti Yves Saint Laurent dengan tuxedo wanita dan Pierre Cardin yang berdesain futuristik ikut merevolusi mode. Model Twiggy menjadi wajah androgini yang mendunia, sementara material baru seperti PVC, lycra, dan polyester membawa nuansa modern. Menjelang akhir dekade, gaya hippie mulai muncul.

Sedangkan pakaian zaman dulu Indonesia mulai tren yang cenderung sederhana. Celana legging dan print dress dengan nuansa minimalis saat itu populer di kalangan muda.

8. Era 1970-an dari Hippie ke Disco

Evolusi fashion dari masa ke masa di tahun 70-an cukup bervariasi. Awalnya, hippie look dengan prairie dress, crochet, patchwork, dan bahan sintetis mendominasi hingga dekade ini dijuluki “Polyester decade”. Namun, memasuki pertengahan hingga akhir 70-an, gaya beralih ke nuansa glamor disco era, dengan Halston sebagai desainer utama.

Tahun 1971, Yves Saint Laurent merilis koleksi Libération yang terinspirasi 1940-an, sementara Diane von Furstenberg memperkenalkan wrap dress ikonisnya. Sportswear juga mulai diterima lebih luas berkat desainer seperti Norma Kamali dengan sleeping bag coat dan koleksi parachute.

Natalie Woods in Zandra Rhodes Photographed by Gianni Penati, Vogue, January 1970 (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/1970s-fashion-history-lesson)

8. Era 1970-an dari Hippie ke Disco
Fashion Indonesia di tahun 70-an (sumber gambar: instagram.com/jakartafashionhub) Fashion Indonesia di tahun 70-an (sumber gambar: instagram.com/jakartafashionhub)

Di Indonesia, 70-an identik dengan kemeja lengan panjang, celana cutbray, busana gelap, dan makeup bold ala punk. Banyak anak muda juga terpengaruh band Barat seperti The Beatles, Led Zeppelin, dan Rolling Stones.

9. Tahun 1980-an yang Penuh dengan Ekspresi Diri

Model pakaian zaman dulu di tahun 80-an identik dengan gaya bebas dan penuh warna. Busana neon, jumpsuit, hingga aksesori besar jadi tren utama. Desainer seperti Jean-Paul Gaultier, Versace, Karl Lagerfeld, dan Christian Lacroix mendefinisikan era ini.

Budaya pop, punk, dan hip hop juga sangat berpengaruh. Dari rambut besar, makeup glitter, tartan, Doc Martens, hingga jeans longgar dan sneakers. Demam olahraga ikut melahirkan tren spandex, leg warmers, dan sweatshirts ala film Dirty Dancing.

Olivia Newton-John in 1980 (sumber gambar: https://fashionista.com/2023/11/olivia-newton-john-bob-mackie-jumpsuit-1980

9. Tahun 1980-an yang Penuh dengan Ekspresi Diri
Linda Evangelista in Martha Sturdy (left) and Beau Bibelot (right) earrings for Vogue December, 1987.Photographed by Irving Penn (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/1980s-fashion-history-lesson) Linda Evangelista in Martha Sturdy (left) and Beau Bibelot (right) earrings for Vogue December, 1987.Photographed by Irving Penn (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/1980s-fashion-history-lesson)

Di dunia kerja, muncul power suits dengan bahu besar dan aksesori mencolok, dipopulerkan tokoh seperti Princess Diana dan Margaret Thatcher. Sementara itu, Jepang mengguncang mode dunia lewat Comme des Garçons dan Yohji Yamamoto dengan desain dekonstruksi dan warna hitam dominan.

Fashion Indonesia di tahun 80-an (sumber gambar: instagram.com/jakartafashionhub) Fashion Indonesia di tahun 80-an (sumber gambar: instagram.com/jakartafashionhub)

Pakaian zaman dulu di Indonesia punya gaya lebih sederhana: kemeja, jeans, rambut kribo ala Ahmad Albar, atau bob ala Desi Ratnasari. Mode rapi dan minimalis jadi ciri khas 80-an di tanah air.

10. 1990-an, Puncak Fashion dan Supermodel

Fashion dari masa ke masa mencapai puncak kejayaan di tahun 90-an yang ditandai dengan era supermodel seperti Kate Moss, Cindy Crawford, dan Naomi Campbell. Gaya olahraga 80-an masih populer, tapi kemudian bergeser ke casual dan minimalis. Tren besar di tahun itu adalah slip dress dan gaya heroin chic ala Kate Moss.

Supermodel di tahun 90-an (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/90s-fashion-history)

10. 1990-an, Puncak Fashion dan Supermodel
Naomi Campbell and Kristen McMenamy Photographed by Steven Meisel, Vogue, December 1992 (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/90s-fashion-history) Naomi Campbell and Kristen McMenamy Photographed by Steven Meisel, Vogue, December 1992 (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/90s-fashion-history)

Tiga subkultur mendominasi fashion di era ini. Dari mulai grunge style dengan flanel, jeans longgar, Doc Martens, preppy look dengan kemeja oversized, plaid skirt, dan punk  yang identik dengan jaket kulit, ripped jeans, choker. Musik dan film dari Spice Girls hingga Britney Spears juga sangat mempengaruhi mode.

Fashion Indonesia di tahun 90-an (sumber gambar: instagram.com/jakartafashionhub) Fashion Indonesia di tahun 90-an (sumber gambar: instagram.com/jakartafashionhub)

Di Indonesia, gaya 90-an mirip 60–70-an. Ciri khas yang populer adalah kemeja diikat di pinggang, pakaian warna-warni pop. Era ini juga banyak jaket jeans populer di kalangan muda.

11. Era 2000-an dimana Fast Fashion dan Y2K Populer

Awal abad ke-21, fashion makin tersebar luas karena fast fashion dan pengaruh selebriti serta serial TV seperti The OC dan Gossip Girl. Tren besar saat itu adalah jeans  dengan model low-rise, skinny, ripped, bell-bottom. Selain itu, tracksuit ala J.Lo dan Paris Hilton juga populer di kalangan anak muda.

Eva Longoria terlihat mengenakan setelan tracksuit velour berwarna biru muda (sumber gambar: https://glamobserver.com/the-history-of-fashion-through-the-decades/)

11. Era 2000-an dimana Fast Fashion dan Y2K Populer
Leighton Meester sebagai Blair Waldrof di Gossip Girl (sumber gambar: https://fashionista.com/2021/06/best-gossip-girl-outfits-looks) Leighton Meester sebagai Blair Waldrof di Gossip Girl (sumber gambar: https://fashionista.com/2021/06/best-gossip-girl-outfits-looks)

Untuk sepatu, model populer saat itu adalah sneakers retro, platform heels, dan Ugg boots. Selain itu, tren lain yang populer adalah boho style, hip hop, Y2K, scene, emo, hingga athleisure ikut membentuk gaya. Film The Matrix bahkan mempengaruhi tren hitam futuristik di awal dekade.

Fashion Indonesia di tahun 2000-an (sumber gambar: instagram.com/jakartafashionhub) Fashion Indonesia di tahun 2000-an (sumber gambar: instagram.com/jakartafashionhub)

Di Indonesia sendiri, fashion 2000-an identik dengan tracksuit, plaid skirt, baby tee, crop top, dan gaya variatif yang terkesan “keren dan kece”. Sinetron dan publik figure yang paling berpengaruh pada masa itu adalah Titi Kamal, Luna Maya, Agnes Monica, dan Dian Sastro.

12. Tahun 2010-an, Era Blogger dan Influencer

Dekade ini ditandai dengan athleisure, di mana pakaian olahraga dipakai sebagai gaya sehari-hari. Peran blogger dan influencer makin besar dalam menentukan tren berkat media sosial. Tren maksimalis kembali lewat Alessandro Michele dari Gucci, Demna Gvasalia dari Balenciaga, dan Hedi Slimane dari YSL dengan warna cerah dan tekstur berani. 

Di Indonesia, tren jilbab bertumpuk dan skinny jeans populer di berbagai kalangan. Kombinasi keduanya menciptakan gaya kasual yang modis di era tersebut.

Streetwear tahun 2010 (sumber gambar: https://hypebeast.com/2019/12/biggest-popular-trends-style-streetwear-athleisure-sneakers

 

12. Tahun 2010-an, Era Blogger dan Influencer

13. Tahun 2020-an, Refreshing the Trend

Dekade 2020-an dibuka dengan pandemi Covid-19 yang berdampak besar pada dunia fashion. Pakaian nyaman dan praktis menjadi pilihan utama, dengan activewear kembali populer sebagai gaya sehari-hari. Setelah masa lockdown berakhir, nilai kenyamanan tetap dipertahankan, sehingga gaya minimalis ala 90-an kembali diminati.

Selain itu, tren dari dekade sebelumnya juga bermunculan lagi, seperti mini dress dan rok pendek ala 60-an serta gaya Y2K dari 2000an. Di Indonesia, masker tidak hanya berfungsi sebagai pelindung, tetapi juga menjadi bagian dari gaya berbusana. Busana simpel dengan nuansa kasual minimalis semakin populer di kalangan masyarakat selama masa pandemi.

Outfit tahun 2020-an (sumber gambar: https://www.vogue.com/article/fashion-items-that-defined-2020

 

13. Tahun 2020-an, Refreshing the Trend

Sebagai penutup, perjalanan fashion dari masa ke masa membuktikan bahwa gaya selalu berputar dan bertransformasi mengikuti zaman. Kalau kamu ingin tampil modis dengan sentuhan tren terkini sekaligus timeless, temukan koleksi pilihan terbaik hanya di voilà.id dan wujudkan gaya khas kamu sekarang juga!

 

Share this article