Setelah lulus, Miyake berpindah ke Paris dan belajar Parisian couture. Ini menjadi momen sangat penting pada perjalanan mode Issey Mitake. Magang dengan desainer ternama Guy Laroche dan Hubert De Givenchy menyempurnakan keterampilan Miyake. Namun ia merasa tidak cocok dengan elitisme dari haute couture Prancis. Peristiwa transformatif pada protes Mei 1968 di Paris memperkuat keyakinannya akan pergeseran menuju mode yang lebih mudah diakses dan universal. Pindah ke New York City, Miyake menyerap gaya Amerika sambil membantu Geoffrey Beene, seorang pelopor busana ready to wear.
Namun, komplikasi kesehatan akibat paparan radiasi memaksa Miyake kembali ke Jepang pada tahun 1969. Tak gentar, berbekal beragam pengalaman, Miyake, pada usia 32 tahun, memanfaatkan momen ini untuk mendirikan label eponimnya, memenuhi ambisinya yang telah lama dipegangnya.
Miyake’s First Fashion House
Pada tahun 1970, Issey Miyake meluncurkan label eponimnya, memperkenalkan desain inovatif, terutama mantel yang dihiasi dengan jahitan sashiko. Meskipun sashiko merupakan hal yang tradisional di Jepang, tetapi penerimaannya sangat luar biasa di Amerika Serikat, di mana Bloomingdale’s menawarinya ruang ritel setelah peragaan busana yang sukses.
Pada tahun 1973, Miyake memulai debut koleksi musiman di Paris Fashion Week, memanfaatkan meningkatnya permintaan akan busana ready-to-wear. Pendekatan avant-garde-nya, yang dipengaruhi oleh latar belakangnya yang beragam dalam haute couture Jepang, Prancis, dan pakaian ready-to-wear Amerika, membuatnya sangat berbeda. Meskipun merupakan pendatang baru, Miyake dengan cepat menarik perhatian karena desainnya yang unik dan memiliki nuansa futuristik.