Dalam sebuah kejadian yang mengejutkan, Patrizio Bertelli berusaha memperbaiki keadaan dengan menegosiasikan kembalinya Jil, menawarkan kontrak enam tahun dengan saham yang dirahasiakan dalam brand tersebut dan peran yang lebih aktif dalam strategi grup Prada. Meskipun hal ini tampaknya berhasil mendamaikan perselisihan, ketegangan muncul kembali hanya 18 bulan kemudian, yang mengarah pada kepergian Jil untuk kedua kalinya.
Meskipun disebut “bersahabat” dalam berita-berita, perpecahan antara Jil dan grup Prada mengungkapkan perbedaan yang tidak dapat didamaikan. Meskipun ada upaya untuk menyelamatkan kemitraan, kedua belah pihak akhirnya berpisah, meninggalkan Prada dalam posisi yang menantang.
Jil Sander by Raf Simons
Setelah kepergian Jil Sander, brand ini sangat membutuhkan revitalisasi. Masuklah Raf Simons, perancang busana Belgia yang sedang naik daun dan terkenal dengan koleksi-koleksinya yang unik dan berani seperti “Riot Riot Riot!” dan “Virginia Creeper.” Terlepas dari kesuksesannya sendiri, Raf melihat peluang untuk meningkatkan kariernya dengan mengambil alih kepemimpinan di Jil Sander.
Bergabung dengan brand dengan sejarah panjang, yang didukung oleh grup Prada, memberikan Raf kesempatan untuk memperluas kemampuannya ke dalam kategori pakaian menswear dan womenswear. Terlepas dari tantangan yang dihadapi Jil Sander baru-baru ini, warisannya sebagai pusat mode tetap utuh, menjadikannya prospek yang menarik bagi Raf.
Pada tahun 2005, Raf Simons menerima tawaran grup Prada dan memulai debutnya dengan koleksi menswear untuk Fall 2006 dari Jil Sander. Meskipun ia menghormati etos minimalis brand ini, sentuhannya yang berbeda menandai era baru bagi Jil Sander. Koleksi pakaian ready-to-wear Fall 2006 berikutnya menampilkan visi Raf untuk fashion wanita, yang menghasilkan kepercayaan dan kekaguman dari para pengikut setia Jil Sander.
BACA JUGA:
Raf Simons, Fashion Designer atau Kesatria Urban? Kuak Rahasianya Sekarang!