Brand History

Sejarah Acara Mode Paling Bergengsi di Panggung Dunia, Fashion Week!

12 Mar 2024

Dua kali dalam setahun, brand-brand dan nama-nama terkemuka dalam industri fashion menggelar peragaan koleksi terbaru mereka, menarik perhatian pecinta mode di seluruh dunia. Dengan model wanita dan pria yang berjalan di atas panggung runway di tengah sorotan lampu dan kamera, setiap helatan ini selalu disambut dengan decak kagum dari penonton yang hadir. Meskipun bukan sebuah kontes, tetapi ada tekanan nyata bagi brand dan desainer untuk menetapkan tren mode yang akan mendominasi panggung mode hingga koleksi berikutnya.

BACA JUGA:
Pusat Mode Dunia! Cari Tahu Kenapa Paris Diberi Julukan “The Fashion Capital”!

Runway menswear Louis Vuitton di Paris Fashion Week 2018 Runway menswear Louis Vuitton di Paris Fashion Week 2018

Inilah Fashion Week, perhelatan mode yang berlangsung selama seminggu di kota-kota fashion dan ikonis di seluruh dunia. Fashion Week bukan sekadar ajang untuk memamerkan karya-karya mode terbaru, melainkan juga menjadi platform ideal bagi brand atau perancang mode untuk mendapatkan pengakuan dalam industri yang memiliki nilai hingga USD $1,53 Triliun ini. Namun, dari mana asal-usul tradisi memamerkan tren mode ini bermula? Dalam edisi Edit kali ini, voilà.id akan mengajak kamu menelusuri perjalanan Fashion Week dari awal hingga mencapai prestise dan popularitas yang dimilikinya saat ini.

Before Fashion Week

Acara-acara mode, yang mirip dengan Fashion Week atau Fashion Month saat ini, berakar dari pertengahan abad ke-19, terutama berasal dari Paris. Saat itu, orang-orang kaya mencari pakaian khusus dari penjahit, biasanya menyesuaikannya di toko atau di rumah mereka. Charles Frederick Worth memainkan peran penting dalam evolusi ini, mendapatkan pengakuan sebagai couturier pertama yang merevolusi industri mode dengan mengadakan peragaan eksklusif koleksinya di studio miliknya, yang menandai peralihan dari pendekatan tradisional dalam menjahit. Acara-acara ini, meskipun tidak terlalu banyak tentang tontonan dan lebih banyak tentang pemasaran praktis, meletakkan dasar bagi fashion show kontemporer.

BACA JUGA:
Persaingan Terbesar dalam Sejarah Fashion: Christian Dior vs. Coco Chanel!

Charles Frederick Worth, pelopor dari haute couture Charles Frederick Worth, pelopor dari haute couture

Inovasi Worth membuka jalan bagi perhelatan megah yang kita saksikan hari ini, sangat kontras dengan pertemuan eksklusif yang hanya dihadiri oleh para undangan di awal abad ke-20, yang hanya ditujukan untuk para klien. Konsep koleksi musiman, yang dikenalkan oleh Worth, menjadi praktik standar, dengan desainer seperti Paul Poiret yang kemudian memasukkan elemen sosial ke dalam presentasi mereka. Seiring berjalannya waktu, acara-acara ini bertransisi dari pertemuan yang intim menjadi pameran yang lebih inklusif, yang pada akhirnya menyambut para pembeli dan jurnalis mode, sebuah tradisi yang dijunjung tinggi bahkan setelah Perang Dunia II, meskipun dengan keraguan pada awalnya karena kekhawatiran akan pencurian desain.

Portret Paul Poiret. Portret Paul Poiret

Fashion Week Started in New York

Evolusi fashion show menjadi acara megah dengan presentasi bertema banyak dipengaruhi oleh Amerika, bukan Prancis. Dimulai pada awal abad ke-20, toko Ehrich Brothers di New York memelopori runway show pada tahun 1903, awalnya untuk menarik pelanggan. Konsep ini kemudian menjadi populer, dan department store pun mengadopsinya untuk menjual gaun-gaun couture dari Paris atau tiruannya yang dibuat di Amerika. Tahun 1920-an melihat penambahan elemen teatrikal, dengan para penjual ritel yang menyelenggarakan pertunjukan bertema saat makan siang atau acara minum teh, seperti tiruan Napoleon dan Josephine dari Wanamaker di tahun 1908, yang kemudian menjadi bagian penting dari masyarakat New York.

BACA JUGA:
5 Brand Menjadi Spotlight di New York Fashion Week Fall/Winter 2024

Gedung Ehrich Brothers, yang menjadi tempat pertama peragaan busana Amerika Gedung Ehrich Brothers, yang menjadi tempat pertama peragaan busana Amerika

Terlepas dari sejarah mode Paris yang terkenal, pekan mode formal berasal dari seberang Samudra Atlantik. Edna Woolman Chase dari Vogue menantang supremasi mode Paris dengan “Fashion Fête” pada tahun 1940-an, yang merayakan para perancang New York untuk melawan dominasi mode impor Prancis. Langkah ini membuat hubungan dengan rumah-rumah mode Prancis tegang, yang mengarah ke versi Paris dari acara tersebut. “Press Week” Eleanor Lambert selama Perang Dunia II semakin memformalkan New York Fashion Week, menawarkan desainer Amerika sebuah platform yang independen dari pengaruh Paris. Diadakan di Plaza Hotel, inisiatif Lambert memamerkan bakat Amerika kepada para editor, pembeli, dan pelanggan, sehingga mendorong pengakuan dan pujian untuk desain dalam negeri.

Eleanor Lambert, otak di balik Press Week Eleanor Lambert, otak di balik Press Week

“Press Week” dan berbagai variasinya selama beberapa dekade berikutnya kurang terstruktur dibandingkan dengan fashion week modern. Pada tahun 1970-an dan 1980-an, para perancang Amerika berinisiatif untuk memamerkan karya mereka di tempat-tempat yang tidak biasa seperti restoran, klub, dan apartemen. New York Fashion Week dimulai secara kebetulan pada tahun 1990 ketika sebuah kecelakaan di acara Michael Kors mendorong Fern Mallis, yang saat itu menjabat sebagai direktur eksekutif Council of Fashion Designers of America, untuk mencari tempat yang terpusat. Menyadari potensi eksposur yang lebih luas, para desainer akhirnya menerima ide tersebut. Fashion Week perdana diadakan di Macklow Hotel di 44th Street, dengan edisi berikutnya berpindah ke Bryant Park, yang diselenggarakan oleh anak perusahaan CFDA, 7th on Sixth, yang memperkenalkan jadwal formal, manajemen pers, dan sponsor.

Milan, Then Paris

Milan Fashion Week mendahului Paris Fashion Week, menandai kenaikan Italia di dunia mode. Sebelum Milan berkuasa, kota Florence mendominasi mode Italia, terutama dengan peragaan busana perintis Giovanni Battista Giorgini pada tahun 1951, yang menampilkan perancang seperti Emilio Pucci dan Fontana Sisters. Acara-acara ini menarik perhatian para pembeli dan jurnalis, mengangkat profil mode Italia, meskipun menyebabkan kemacetan lalu lintas di Florence.

BACA JUGA:
Highlight 18 Brand di Milan Fashion Week Koleksi Fall/Winter 2024

Giovanni Battista Giorgini dengan beberapa model pada presentasi High Fashion Italian Giovanni Battista Giorgini dengan beberapa model pada presentasi High Fashion Italian

Daya tarik sinematik Italia, dengan Roma dan Venesia yang bersaing untuk menjadi yang terdepan dalam dunia mode melalui kolaborasi film dan desain, memperkuat citra negara ini sebagai destinasi fashion. Pendirian Italian Chamber of Fashion pada tahun 1958 semakin mendorong kancah mode Italia, dengan menyelenggarakan pertunjukan bahkan sebelum Paris. Milan muncul secara perlahan, memanfaatkan kekayaan industri dan pusat manufaktur tekstilnya untuk menarik perhatian para desainer. Kepindahan Vogue Italia ke Milan pada tahun 1961 dan kontribusi elegan Giorgio Armani pada tahun 1970-an semakin memperkuat identitas kota ini. Kedatangan Gianni Versace pada tahun 1980-an menambah kemewahan, yang dilambangkan dengan peragaan busana ikonik yang menampilkan para supermodel.

Linda Evangelista, Cindy Crawford, Naomi Campbell, dan Christy Turlington di show Versace pada tahun 1991 Linda Evangelista, Cindy Crawford, Naomi Campbell, dan Christy Turlington di show Versace pada tahun 1991

Are You Happy to Be in Paris?

Langkah awal Paris dalam mengadakan fashion show formal baru dimulai setelah Perang Dunia II. Pada tahun 1945, Chambre Syndicale de la Haute Couture menetapkan standar yang mengharuskan para desainer untuk memamerkan minimal 35 busana setiap musimnya untuk mempertahankan status haute couture mereka. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan profil mode Paris di tengah persaingan, terutama dari “Press Week” di Amerika. Christian Dior muncul sebagai tokoh penting dalam membentuk mode Paris, dengan brand dan direktur kreatifnya yang memengaruhi tren hingga pertengahan 1960-an, bersama desainer seperti Hubert de Givenchy dan Yves Saint Laurent.

BACA JUGA:
Puncak Fashion Show Dunia! Simak 19 Sorotan Paris Fashion Week Fall/Winter 2024!

Gedung Chambre Syndicale de la Haute Couture di Paris Gedung Chambre Syndicale de la Haute Couture di Paris

Awal mula Paris Fashion Week yang sebenarnya sering disebut-sebut terjadi pada tahun 1973, ditandai dengan peragaan busana “Battle of Versailles” dari Fédération Française de la Couture. Acara ini mempertemukan para perancang Prancis dengan rekan-rekan mereka dari Amerika, menampilkan pertunjukan teatrikal dan menampilkan model dan selebriti Afrika-Amerika seperti Liza Minelli. Beberapa dekade berikutnya, Paris Fashion Week berevolusi menjadi sebuah tontonan, dengan pertunjukan yang tak terlupakan seperti acara Thierry Mugler pada tahun 1984 di Stadion Zénith dan peragaan ikonis dari Jean Paul Gaultier. Peragaan Yves Saint Laurent pada 1998, yang disiarkan secara global kepada 1,7 miliar penonton tepat sebelum final Piala Dunia Sepak Bola, menunjukkan kemewahan mode Paris. Peragaan busana mewah Chanel karya Karl Lagerfeld semakin memperkuat status Paris, dengan kota ini tetap menjadi tuan rumah satu-satunya untuk Haute Couture Week.

Peragaan busana Yves Saint Laurent sebelum Piala Dunia 1998 Peragaan busana Yves Saint Laurent sebelum Piala Dunia 1998

Last but Not Least, London

Anggota termuda dari “the big four,” London Fashion Week yang kita kenal saat ini sangat erat kaitannya dengan berdirinya British Fashion Council pada tahun 1983. Dewan ini meluncurkan Fashion Week resmi pertama pada tahun 1984, lengkap dengan ” Designer of the Year Award” perdana, yang diadakan di tempat-tempat yang tidak biasa seperti tempat parkir Commonwealth Institute dan kemudian Kensington Olympia, yang mencerminkan dunia mode London yang semarak yang dipengaruhi oleh klub-klub dan counter culture. Dukungan kerajaan datang pada tahun 1985 ketika Putri Diana mengundang para desainer ke Lancaster House, menyoroti promosi bakat Inggris di dalam dan luar negeri. Meskipun tantangan ekonomi pada tahun 1990-an menyebabkan lebih sedikit desainer yang berpartisipasi, periode ini menyaksikan kebangkitan Stella McCartney dan Alexander McQueen.

BACA JUGA:
Jangan Terlewat 2 Brand yang Menjadi Sorotan Utama di London Fashion Week Fall/Winter 2024!

Potret Stella McCartney (kiri) dan mendiang Alexander McQueen (kanan) Potret Stella McCartney (kiri) dan mendiang Alexander McQueen (kanan)

McCartney secara khusus memamerkan rancangannya bersama teman dekatnya Kate Moss dan Naomi Campbell. Menanggapi banyaknya desainer yang keluar, British Fashion Council memperkenalkan skema NEWGEN pada tahun 1993 untuk mendukung bakat-bakat baru, yang menghasilkan gelombang desainer baru seperti Christopher Kane, Erdem, dan Mary Katrantzou. Kembalinya Burberry ke London dari Milan pada tahun 2009 juga menjadi momen penting, yang menandakan kebangkitan kota ini sebagai ibu kota mode.

Share this article